Jangan Sibuk Iri Melihat Kebahagiaan Orang Lain

Assalamu'alaikum warohmatullah wabatokatuh...


Setelah posting tentang hobi, yaitu nonton. Kali ini gue mau nulis apa yang ada di benak gue.

Semalam, tepatnya hari ini, dini hari kira-kira jam 1:15 pagi menjelang sahur (berhubung sekarang Romadhon 1440H), setelah gue selesai nerjemahin subtitle The Flash Season 5 Episode 22 (kalian bisa baca postingan gue sebelumnya), gue mau tidur nih. Nah, pas mau tidur itu gue lihat bapak laki alias suami tercinta udah pulas banget tidurnya, jadi kepikiran gini : "apa lagi yang harus gue risaukan? Apa lagi yang kurang? Kenapa harus ngeluh dan bersedih? Ingat gak pas mau nikah bahagianya gimana? Ingat kan pas sudah ijab qobul sumringahnya gak ketulungan karena udah sah jadi istrinya bapak SHW? Ingat kan setelah nikah kita ketawa-ketiwi terus berdua sepulang kerja? Kenapa cuma gara-gara belum dikasih kepercayaan itu saja harus sedih dan kesal ke semua orang di rumah khususnya bapak suami? Dia juga mungkin sama sedihnya, sama kesalnya, sama kecewanya, tapi apa lagi yang bisa dilakukan selain bersabar, berusaha, tetap ikhtiar, dan memohon kepada Allah SWT? Gak ada kan. Jadi syukuri apa yang ada di depan mata, kebahagiaan yang ada saat ini bersama suami. Hey, you two just married for 9 months, just be more patient, be sure Allah SWT will give you right at time, the best timing for me and my husband. Aamiin..."

Well, emang panjang kalo ditulis sih pikiran gue tadi pagi, tapi itu kalo dalam pikiran gue cuma sebentar banget. Ibarat tokoh komik tuh itu tuh The Flash πŸ˜… karena baru namatin seluruh season The Flash jadinya disebut terus.

Trus tadi siang buka facebook, di kenangan itu ada status lama gue kira-kira bunyinya gini...


Ingatnya saat nulis itu salah seorang teman kuliah gue bilang kalo meraka ingin hidup seperti gue, seolah-olah semuanya mudah, lancar, bahagia. Tapi percayalah wahai temanku, hidup kita sama saja, tidak ada manusia yang tidak punya masalah. Tidak ada manusia yang hidupnya mulus-mulus saja. Kadang (hampir sering sebenarnya) gue juga merasa kalo hidup gue gak sebahagia hidup si fulan ini fulan itu. Apa lagi sekarang gue udah merit, dan pastinya ingin punya keturunan juga. Jadi kalo lihat teman baru nikah langsung dikasih titipan tuh rasanya agak iri, merasa minder, merasa ada yang salah dengan badan ini, merasa gak sehatlah, gak ini lah itu lah.

But, hey, everyone's life is not the same. Semuanya beda. Cara bahagiapun beda. Ada yang bahagianya jalan-jalan. Ada yang bahagianya punya keluarga kaya. Ada yang sudah bahagia punya suami baik dan pengertian.

Kalo gue? Gue bahagianya karena punya suami yang sayang sama gue, rajin ibadah (in shaa allah tetap istiqomah), rajin mengingatkan dan menguatkan gue di kala gue drop.

Jadi kesimpulannya adalah,

Bahagia setiap orang berbeda, jangan sibuk dengan rasa iri akan kebahagiaan orang lain dan ingin ada di posisi orang itu. Tapi syukuri apa yang ada di depan mata kita, karena dengan bersyukur hidup jadi lebih mudah, lebih indah, dan lebih bahagia....


This is kinda a reminder for me in next days when i fall and sad. So that I can go back and stand tough to live my life strongly, happily, and thankfully.

*jangan luput dari kebahagiaan yang ada di depan mata kita yaaaa...

Wassalamu'alaikum warohmatullah wabatokatuh...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis Episode Terakhir Arrow Season 7 Episode 22

Berasa menghadapi pacar yang ngambek, tauk!